Cerpen: Lestari Budayaku, Mimpiku Bersemi
- Selasa, 20 Februari 2024
- Humas Madrasah
- 0 komentar
- dilihat 35 kali
Dahulu budaya ketoprak sangat dilestarikan terlebih lagi saat ada perayaan desa (sedekah bumi) sedekah bumi dan banyak sekali mulai dari yang tua,muda bahkan remaja yang menonton sanggar seni ketoprak tersebut. seiring berjalannya waktu banyak sekali anak muda yang kurang minat untuk menonton sanggar seni ketoprak tersebut
Lia menyadari bahwa budaya turun temurun mulai memudar disebabkan banyak anak muda yang lebih suka budaya barat.
Lia mulai berpikir bagaimana caranya agar budaya ketoprak bisa dilestarikan kembali...
Aluna dan Bagas adalah teman semasa kecil. Mereka berkuliah di tempat yang sama di jurusan seni. Bagas berkata, “lun, kamu udah nyari inspirasi buat kerkom kita belum?”. Aluna menimpali, “nah kebetulan sekali,tadi aku tadi ngescroll Facebook dan aku nemu desa yang ternyata tempatnya masih terkenal dengan budaya. Gimna kalo kita coba ke sana aja?” Bagas mengangguk "boleh banget".
Mereka pun setuju,dan Aluna pun menghubungi pemilik akun tersebut bukan lain adalah Liya. Sesuai dengan hari yang sudah di tentukan Bagas dan Aluna pergi ke desa yang menurut mereka sangat cocok untuk kerkom.
Aluna, Bagas dan Liya sudah menyetujui dimana mereka akan bertemu. Di samping gapura Liya menunggu kedatangan mereka berdua di samping gapura. Bagas dan Aluna turun dari angkutan umum, Aluna menyadari bahwa Liya sudah menunggu di samping gapura.
"Benar ini Liya?" Tanyaku memastikan
"Iya benar, kamu Aluna kan?"
"Iya aku Aluna, dan ini Bagas...salam kenal ya" tambahku dan di iringi sambutan tangan sebagai tanda perkenalan.
Aku, Bagas dan Liya berjalan menuju rumah Liya sembari memperhatikan sekeliling desa. Di sana Liya menceritakan dan memperkenalkan kebiasaan penduduk desa.
Nah kita sudah sampai rumah, masuklah...
Mereka pun masuk kedalam rumah Lia dan bertemu ibu dan bapak Lia
"Ibu bapak,ini temen Lia dari kota yang kemaren Lia cerita" Bagas dan Aluna pun berjabat tangan kepada ibu dan bapak lia
Nah kebetulan sekali besok ada sedekah bumi desa sini (ujar bapak Lia) "Sedekah bumi itu apa yah pak?"
"Sedekah bumi adalah suatu upacara adat yang melambangkan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi" Ucapan bapak yang hanya bisa di angukan oleh Bagas dan aluna.
"Sudah-sudah pak ceritanya lanjut besok lagi, kasihan anak-anak biar istirahat dulu" "Owlahh iya ya buk,keasikan ceritanya sih bapak"
"Yaudah ayo Bagas aku anter ke kamar kamu"
Ujar Lia menunjukan kamar Bagas sambil membawa barang-barangnya.
Aluna apa kamu dak masalah tidur bersama dengan aku sekamar? (Ujara Lia ) "Aku tidak masalah,ayoo bukankah seru kita satu kamar hehe"
Setelah solat Isyak berjamaah,Lia menanyakan tujuan Aluna dan bagas datang ke desa
"Saya dan Bagas ke desa ada tugas dari kampus untuk meneliti tentang kesenian di suatu desa,dan akhirnya saya menemukan postingan Lia yang mengunggah pameran seni wayang"
"Owhh gitu to,coba Lia besok nak aluna dan Bagas ajak ke rumah paman Mol buat tannya tentang sangar budaya di desa ini,mesti kan pamanmu tau" ucap ibu.
*****
Keesokan paginya Aluna, Bagas dan Liya berjalan menuju ke rumah pak de mul, di tengah perjalanan mereka berhenti dan tertuju pada sebuah rancangan panggung.
"Liya Itu buat apa?" Tanya Bagas kebingungan
"Ouh, itu panggung buat pentas Ketoprak nanti siang sampai malam. Di sini setiap Sedekah bumi pasti ngadain acara besar-besaran" tambah Liya dan Aluna mengangguk paham
Sesampainya di rumah paman Mol kami berbincang-bincang ringan sampai akhirnya Aluna menanyakan tentang kesenian di desa ini.
Paman bagai mana kesenian di desa ini sehingga sampai sekarang sangar seni disini masih berjalan (tanya Bagas ke paman)
"Dulu rame sekali nak,dari yang tua sampai yang muda kalo yang sekarang mah tingal yang tua doang jarang sekali yang mau melihat bahkan ikut meramaikan sangar seni di sini"
"Kok bisa sepertu paman?"
"Ya, kan tau sendiri nak,jaman sekarang anak muda lebih suka budaya barat dari pada budaya sendiri dan juga anak muda sekarang banyak sekali membuat pertunjukan Barat dari pada pertunjukan senian sendiri "
"Lalu kenapa paman masih melastarikana sangar seni di desa ini?"
"Ya karna ibu dan bapak paman seorang pemain ketoprak juga dan itu di turunkan ke paman,lalu setelah bapak dan ibu paman menigal paman lah yang meneruskan seni di sini dan beberapa orang yang ikut untuk lestarikan seni ketoprak ini."
"Apakah acara Sagara seni hanya di adakan pada acara sedekah bumi saja?" "Tidak nak.bisa juga pada acara hajatan,khitan bahkan acara tertentu".
Setalah berbincang-bincang kami pamit pulang,saat di perjalanan kami membicarakan betapa mirisnya nilai kebudayaan yang telah tergesernya perkembangannya zaman dan budaya barat
"Sebenarnya aku juga kepikiran gimana caranya bantu Paman buat melestarikan kebudayaan ini" tambah Lia.
" Iya miris banget dari yang sebegitu populernya jadi begini padahal itu budaya yang benar-benar luar biasa" Ujar Bagas .
"Gimana kalau kita ngadain les gratis buat anak-anak kecil sampai yang remaja buat berlatih berlakon nyanyi dan menari" Celetuk Aluna.
Berjalanya selama 2 pekan sangar tari yang di idekan oleh Aluna berjalan dengan lancar dan banyak sekali anak-anak bahkan orang dewasa yang juga mengikuti les tari secara gratis.
Ide Aluna itu sudah berjalan selama beberapa bulan, perlahan-lahan banyak anak muda yang tertarik untuk ikut mempelajari seni tari,lakon dan menyanyi .
Mulai dari situlah upaya untuk melestarikan kesenian di desa Lia perlahan-lahan mulai tercapai.
Ditulis oleh: Siti Yulianti Masruroh
Berita Sebelumnya
APRESIASI BUDAYA DAERAH: WUJUDKAN PENGUATAN KARAKTER PROFIL PELAJAR PANCASILA DI ERA MILENIAL
Jum'at, 12 Januari 2024
GERILYA (GERAKAN LITERASI BUDAYA): TUMBUHKAN KESADARAN BUDAYA DAERAH MENUJU GENERASI EMAS INDONESIA 2045
Jum'at, 12 Januari 2024
Optimalisasi Pajak: Sarana Motivasi & Realisasi Pembangunan Nasional Indonesia yang Maju di Era Digital
Jum'at, 12 Januari 2024
Sadar Pajak: Tingkatkan Mobilitas Generasi Muda untuk Berpartisipasi dalam Pembangunan Nasional Indonesia Melalui Inklusi Pendidikan Pajak
Jum'at, 12 Januari 2024
