You need to enable javaScript to run this app.

“Tangan Bersih, Hidup Sehat: Jejak Sejarah 15 Oktober sebagai Hari Cuci Tangan Sedunia”

  • Rabu, 15 Oktober 2025
  • Humas Madrasah
  • 0 komentar
  • dilihat 2 kali

 

Sale (15-10-2025) -- Setiap tanggal 15 Oktober diperingati dunia sebagai Global Handwashing Day atau Hari Cuci Tangan Sedunia. Meski tindakan mencuci tangan tampak sederhana, tetapi maknanya sangat besar bagi kesehatan masyarakat global. Peringatan ini digagas sebagai kampanye untuk mendorong budaya kebersihan tangan-dengan-sabun di seluruh lapisan masyarakat di dunia. Lalu bagaimana akar sejarah di balik penetapan hari ini dan bagaimana implementasinya dalam konteks Indonesia? Berikut ulasan lengkapnya.

Ide Hari Cuci Tangan Sedunia lahir melalui inisiatif lembaga swasta-publik gabungan bernama Global Public-Private Partnership for Handwashing (PPPHW), yang kemudian dikenal sebagai Global Handwashing Partnership. Kampanye ini diluncurkan pada tahun 2008, ketika lebih dari 120 juta anak di lebih dari 70 negara ikut serta mencuci tangan dengan sabun dalam sebuah aksi serentak sebagai langkah pertama memperkuat kesadaran akan kebersihan tangan. Sebelumnya, kebersihan tangan memang sudah dikenal sebagai praktik medis penting sejak abad ke-19, namun kampanye global terorganisir baru terealisasi di era modern guna mendorong perubahan perilaku skala besar.

Penetapan tanggal 15 Oktober memiliki makna simbolis dan praktis. Tanggal ini dipilih untuk memastikan bahwa kampanye kebersihan tangan menjadi momen tahunan yang tetap — bukan tanggal bergerak — sehingga dapat direncanakan dengan lebih baik di sekolah, pemerintah, lembaga Kesehatan, dan organisasi masyarakat. Sejak 2008, setiap 15 Oktober dipakai sebagai momentum edukasi dan advokasi untuk perilaku mencuci tangan dengan sabun, terutama pada “waktu-waktu kritis” seperti sebelum makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah aktivitas yang memicu kontaminasi tangan.

Dampak dari kampanye ini juga telah memperlihatkan manfaat nyata. Pakar kesehatan menyebut bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan risiko penyakit saluran pernapasan maupun diare secara signifikan — sekitar 25–50% pada beberapa kondisi. Di Indonesia, perilaku cuci tangan memakai sabun masih menjadi tantangan, meski semakin sering dikampanyekan. Menurut media lokal, upaya edukasi di sekolah, komunitas, dan fasilitas publik menjadi fokus utama peringatan tahunan ini.

Dalam praktiknya, peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia sering kali dimeriahkan lewat berbagai kegiatan: simulasi mencuci tangan di sekolah, pemasangan wastafel sederhana di desa, kampanye media sosial, lomba poster atau video edukasi, hingga penyuluhan langsung ke masyarakat. Di Indonesia, instansi pemerintah, lembaga non-profit, dan sekolah-sekolah turut mengadakan kegiatan serupa tiap 15 Oktober untuk menanamkan perilaku cuci tangan sejak usia dini.

Melihat perjalanan panjang dari gagasan hingga realisasi Hari Cuci Tangan Sedunia, kita diingatkan bahwa tindakan paling sederhana pun bisa menyelamatkan banyak nyawa bila dilakukan secara konsisten dan kolektif. Sejarah 15 Oktober mengajarkan nilai kolaborasi antara organisasi internasional, pemerintah, sekolah, dan masyarakat dalam menjaga kesehatan bersama. Di Indonesia, peringatan ini seharusnya menjadi pengingat bahwa kebersihan tangan bukan sekadar kewajiban sesaat, melainkan budaya hidup yang mesti terus dikembangkan — agar tangan bersih tidak hanya sebagai simbol, tapi menjadi bagian dari gaya hidup sehat bagi seluruh bangsa.

 

Bagikan berita ini:

Beri Komentar

- Kepala Madrasah -

Sri Wati, S.Pd.I.

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat kepada...

Berlangganan
Banner